Pengaruh positif inklusi keuangan dalam mendorong perusahaan mengambil risiko ternyata tidak berlaku secara merata. Riset terbaru menunjukkan adanya “efek ambang batas” yang menandakan bahwa dampak kemudahan akses keuangan sangat bergantung pada karakteristik spesifik perusahaan, seperti ukuran dan nilai pasarnya, yang diukur dengan Tobin’s Q. Ini berarti, meskipun program inklusi keuangan hadir untuk semua, manfaatnya paling terasa pada segmen tertentu.
Secara umum, inklusi finansial bertujuan membuka akses layanan keuangan agar lebih mudah digunakan oleh semua lapisan masyarakat, termasuk pelaku usaha. Namun, temuan ini menegaskan bahwa hasil dari perluasan inklusi keuangan jauh lebih signifikan dirasakan oleh perusahaan-perusahaan kecil. Hal ini sangat logis. Perusahaan kecil, yang sering menghadapi kendala pendanaan yang lebih parah dibandingkan raksasa bisnis, melihat akses mudah ke layanan keuangan sebagai “angin segar” yang krusial.
Perusahaan Kecil: Dulu Terhambat, Kini Berani Bereksplorasi
Bagi perusahaan-perusahaan kecil, kemudahan akses yang ditawarkan oleh inklusi keuangan adalah sebuah game-changer. Sebelumnya, mimpi untuk berinvestasi pada proyek-proyek inovatif atau berekspansi seringkali terhalang oleh kesulitan mendapatkan modal. Kini, dengan biaya modal yang lebih rendah dan ketersediaan dana yang lebih terjamin, hambatan likuiditas tersebut mulai terkikis. Perusahaan kecil pun jadi termotivasi untuk mengejar peluang-peluang berisiko yang berpotensi memberikan keuntungan besar, yang dulunya hanya sekadar angan-angan.
Sebaliknya, perusahaan besar yang sudah mapan dan memiliki akses yang baik ke pasar modal tidak merasakan dampak lonjakan signifikan dari program inklusi keuangan ini. Mereka pada dasarnya sudah terinklusi secara finansial. Oleh karena itu, fokus program inklusi keuangan yang efektif harus diarahkan untuk benar-benar mengangkat perusahaan-perusahaan kecil dan menengah (UKM) ke level yang memungkinkan mereka mengambil risiko yang diperlukan untuk tumbuh.
Prospek Pertumbuhan dan Peningkatan Risiko
Selain ukuran, perusahaan dengan nilai pasar yang tinggi (Tobin’s Q tinggi)—yang dinilai memiliki prospek pertumbuhan baik oleh investor—juga merespons inklusi keuangan dengan lebih kuat. Ini menggarisbawahi bahwa kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan berpadu dengan kemudahan akses finansial akan menciptakan dorongan ganda untuk mengambil risiko. Investor percaya pada kemampuan manajemen, dan manajemen didukung oleh ketersediaan modal.
Oleh karena itu, regulator harus memperhatikan bagaimana inklusi keuangan dapat difokuskan untuk memaksimalkan potensi UKM yang berprospek baik. Peningkatan akses keuangan harus diimbangi dengan edukasi pengelolaan risiko agar keberanian yang muncul dari inklusi keuangan tidak berujung pada kegagalan finansial. Ini adalah kunci untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

